Kedai Teh Kehidupan : Kriminal ( Bagian 5 ) - Pesan Sebuah Karya

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Minggu, 19 Februari 2023

Kedai Teh Kehidupan : Kriminal ( Bagian 5 )

   




Sinopsis :

Kedai teh kecil yang dikelola seorang wanita tua bukan kedai biasa, sebab hanya orang tertentu saja yang dapat melihatnya. Sekelumit kisah hidup pelanggan yang berbaur dengan secangkir teh, satu tegukan saja akan mampu membuat orang jujur dan menyibak sisi kelam dirinya.

Kedai Teh Kehidupan : Kriminal

Semburan cahaya matahari mengisi penuh ruang kedai baris jendela menjadi jalan cahaya menerobos ke dalam. Dua orang duduk berhadapan tengah mengobrol dengan keseriusan di wajah mereka, dengan secangkir teh yang mengepulkan asap dan foto seorang laki-laki di atas meja.

“Jadi dia adalah buronan tuan”seru pemilik kedai sambil menutup mulutnya dengan satu tangganya.

“Iya nek dia adalah pedagang barang antik namun sayang semua dagangannya palsu”

“Pantas saja dia menawar tempat ini dengan harga selangit mungkin akan digunakan sebagai tempat bisnisnya”

“Nenek benar dia sedang mencari tempat untuk bisnisnya, beberapa hari yang lalu dia terlihat di sekitar jalanan ini lewat CCTV namun sayang gambarnya tidak menunjukkan dengan jelas tujuan dia”

Pemilik kedai hanya menganggukkan kepala bagaimanapun fakta bahwa kedai teh itu hanya bisa dilihat oleh orang tertentu saja tetap ada di dalam pikirannya. Sementara itu polisi didepannya melanjutkan penjelasan“Setelah melihat kedai teh ini saya kira tempat ini cocok dengan tujuan si korban”

“Si korban ?”tanya pemilik kedai keheranan.

“Iya nek si korban laki-laki ini”tangan polisi tersebut menunjuk foto di atas meja mengetuk dua kali dengan jari telunjutnya lalu mengeluh”Sungguh melelahkan pagi-pagi mengurusi kasus pembunuhan”

Pemilik kedai membuka suara terkaget”Tunggu-tunggu tuan pembunuhan ? korban ? maksudnya laki-laki yang saya temui dengan mobil mewahnya beberapa hari lalu sudah meninggal ?”

Polisi menjawab dengan anggukan kepala dan berujar”Dan dia cukup memiliki banyak musuh”

“Bagaimana bisa pebunuhan itu terjadi tuan ?”

“Saya sedang mencari bukti nek siapa saja pelanggannya, dicurigai pelakunya adalah salah satu pelangganya yang ditipu hingga ratusan juta. Selain itu rekan-rekannya juga tidak suka dengan sifatnya. Jadi korban benar-benar sosok yang sangat dibenci, sungguh naas jasadnya ditemukan di sungai”

Pemilik kedai menutup mulut untuk yang kedua kalinya tak percaya akan pernyataan tersebut ia bergumam kecil”Jadi dia benar berakhir seperti fir`aun”

“Iya nek kenapa ?”

“A tidak ada apa-apa tuan”dalih pemilik kedai.

“Sungguh melelahkan, sebenarnya saya mulai malas dan bosan menangani perkara kasus kejahatan setiap hari”Polisi tersebut mengeluh matanya menerawang ke luar jendela dimana orang banyak berlalu lalang, lalu ia berujar”Negara ini makin sesak namun angka kriminalitasnya makin tinggi”

“Itu sudah tanggungjawab anda tuan menyandang profesi polisi”

“Ya begitulah nek,  takdirnya mengurusi kejahatan di negara berkembang yang setiap harinya seseorang bertahan hidup dengan cara yang salah”

“Memang suatu negara berkembang biasanya angka kriminalitasnya tinggi karena selaras dengan keadaan kesejahteraan masyarakatnya dan.. anda sebagai aparatur pemenrintah tuan yang bertanggung jawab atas menjaga lingkungan masyarakat di negara ini”

Polisi tersenyum lebar”Iya nek iya terimakah sudah mengingatkan saya”

“Iya tuan jangan lupa kemalasan itu bisa jadi membunuh tuan di masa depan”

Kring

Suara lonceng pintu kedai berbunyi, sontak kedua orang yang sedari tadi berbincang di dalam melihat ke arah pintu masuk. Laki-laki remaja berjalan mendekat kaos putih dan celana jeans yang dikenakannya memancarkan jiwa muda sorot matanya tajam.

“Permisi kalau boleh tau dimana pemiliknya pak, buk ?”

“Saya sendiri nak”ucap pemiliki kedai.

“Jadi nenek saya pesen teh hijau disini ada nek ?”

“Tentu saja ada nak, silahkan cari tempat duduk yang nyaman”nenek tersebut berdiri bersiap mengambil teh tiba-tiba suara pesan masuk dari ponsel polisi terdengar mampu mengalihkan perhatian pemilik kedai.

Mata polisi itu bergerak membaca pasan beberapa saat dan segera pamit undur diri kepada pemilik kedai”Nek sepertinya saya sudah mau pamit adan panggilan mendesak, o iya terimakasih atas informasinya terkait si korban”

“Iya tuan sama-sama”

“Ini bayarannya nek”ucap polisi tersebut sambil meletakkan uang di atas meja lalu bergegas pergi namun langkahnya berhenti”Nek mungkin ada beberapa informasi tambahan yang saya butuhkan mengenai korban saya pasti akan berkunjung lagi”

Polisi tersebut tersenyum dan langkahnya semakin manjauh, pemilik kedai bergumam”Kamu akan melihatnya sekali saja tuan”

Pemilik kedai mulai mendekati pelanggan yang baru datang, terlihat pemuda tersebut mempersiapkan laptop dan beberapa lembar kertas di atas meja dengan wajah yang terlihat cukup frustasi.

“Teh hijaunya tunggu sebentar ya, saya persiapkan”

“Baik nek”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar