Midsommar Potret Unsur Ritual Kepercayaan Paganisme - Pesan Sebuah Karya

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Rabu, 01 Februari 2023

Midsommar Potret Unsur Ritual Kepercayaan Paganisme


Salah satu film bergenre horror dengan penyajian cukup berbeda adalah garapan sutradara Ari Aster berjudul Midsommar. Film ini mendobrak genre film horror yang biasa bersetting waktu di malam hari menjadi full di siang hari. Akan tetapi meskipun dengan tampilan hal tersebut setiap penonton tetap dibuat merinding dengan sajian adegan mencekam di dalamnya. Dalam setiap menit penonton di buat penasaran akan peristiwa apa yang akan terjadi selanjutnya dan buat penikmat horror yang tidak menyukai adanya scene jump scare, film ini menjadi pilihan tepat untuk dimasukkan ke dalam list tontonan.

Ada beberapa poin menarik dalam film ini selain daripada setting waktunya di siang hari, penonton pada awal film juga dimanjakan dengan berbagai macam visual berwarna. Selain daripada itu beberapa karya seni juga di tampilkan seperti lukisan ornamen dalam rumah yang ternyata memilki makna tersendiri. Antagonis dalam film horror biasanya ditampilkan sebagai sosok yang dari awal tidak ramah dan kurang menyenangkan namun di sini berbeda, para pemeran yang menjadi penentang tujuan protagonis di sajikan dengan gambaran sekelompok warga yang sangat ramah. Namun, kebaikan tersebut berbanding terbalik dengan beberapa tindakan mereka yang banyak mengorbankan nyawa.

Film ini menceritakan tentang gadis bernama Dani (Florence Pugh) yang mengalami depresi setelah kedua orang tuanya meninggal. Christian (Jack Reynor) yang sadar akan kondisi kekasihnya berusaha untuk menghibur dengan mengajak liburan ke suatu tempat atau desa di daerah terpencil bagian Swedia. Tempat yang menjadi tujuan liburan merupakan rekomendasi dari teman mereka bernama Pelle (Vilhelm Blomgren). Rekomendasi tersebut didasarkan dengan informasi bahwa akan ada sebuah festival musim panas di desa Harga tempat asal Pelle. Pada mulanya tidak ada hal aneh mereka disambut ramah di desa tersebut selayaknya sebagai tamu akan tetapi, kengerian-kengerina mulai muncul tak kala perayaan musim panas mengandung unsur ritual pengorbanan terhadap warga setempat.

Perayaan musim panas yang semula di dalam bayangan semacam sebuah pesta menjadi ritual yang mengandung unsur pagan di dalamnya. Akibat daripada scene yang cukup mengerikan Midsommar mengalami permasalahan dari lembaga sensor saat akan tayang di Indonesia. Beberapa ritual paganisme yang terkandung di dalam film cukup dinilai tidak layak tonton. Oleh karena itu menarik apabila membedah sebenarnya seperti apa bentuk-bentuk paganisme dalam film Midsommar.

Setting Waktu dan Tempat Dalam Film

Ari Aster sutradara sekaligus penulis dalam film ini berani menyajikan nuansa berbeda dari genre horror kebanyakan. Sebagian besar setting waktu dalam film dilakukan di siang hari hal ini juga di dukung dengan latar tempat yang menjadi gambaran dalam film. Diketahui beberapa daerah bisa dikatakan tidak pernah mengalami malam hari dan salah satunya adalah Swedia yang diambil dengan sutradara Aster sebagai tempat ia membingkai cerita garapannya.

Kondisi atau fonomena tersebut biasa dikenal dengan istilah midnight sun, dimana suatu keadaan malam hari yang biasanya gelap masih terlihat terang seperti siang hari. Swedia merupakan negara bagian utara yang merupakan ciri khas dari terjadinya fenomena ini. Faktor yang menyebabkan fenomena itu terjadi adalah pada bulan Juni sampai Agustus waktu musim panas, Kutub Utara akan lebih condong mengarah ke Matahari dari sinilah bagian Bumi utara lebih banyak mendapat sinar matahari.

Walaupun penggambaran setting waktu dan latar belakang tempat yang dipilih sangat cocok dan sesuai dengan fakta, Aster memilih lokasi asli shooting film di Hungaria. Memang benar tampilan keindahan dan full warna disajikan dalam nuansa bentuk ciri khas Swedia akan tetapi realitanya Budapest Hungaria menjadi tempat lokasi shooting film ini. Meskipun memang tidak benar di Swedia namun tetap nuansa hamparan rumput hijau dan pemandangan indah yang menggambarkan desa terpencil asri tergambar jelas dalam film.

Latar Belakang Paganisme

Paganisme umumnya diartikan sebagai praktek atau tradisi menyembah berhala. Namun menurut Brown Peter (1999) Pagan merupakan sebuah kelompok yang membercayai dan menyembah lebih dari satu dewa atau dikenal sebagai istilah politeisme. Diketahui fakta sebelum nama Pagan digunakan Hellene menjadi sebuah sekte yang mencirikan praktek pagan ini. Hellene sendiri merupakan nama Dewi dari Yunani yaitu Hellas.

Orang yang memiliki kepercayaan di luar Pagan dikenal sebagai kaum Abrahamik. Spesifikasinya seperti agama islam, Kekristenan, Yudaisme dan berbagai agama lain selain Pagan disebut kelompok Abrahamik. Ajaran daripada Pagan sendiri mengutamakan dan menghargai segala hal yang ada di lingkungan. Sebab semua yang ada di alam semesta diyakini memiliki peran dan tugas masing-masing. Dalam film ini tokoh Pelle juga memberikan pernyataan selaras dengan konsep ajaran tersebut yaitu”Alam tahu bagaimana cara agar tetap harmonis. Semua melakukan perannya”. Jadi bisa disimpulkan dasar atau tumpuan dari ajaran Pagan ini adalah Alam.

Kaum pagan sangat menghormati alam disekitarnya mereka meyakini setiap dewa memiliki peran masing-masing contohnya Dewa Matahari yang mengatur segala urusan berkaitan dengan Matahari. Pada mulanya praktek tradisi kaum pagan, seperti festival, upacara magis, dan kepercayaan mereka tentang alam semesta memang diketahui dengan cara yang tragis dengan ritual pengorbanan. Akan tetapi, di era kini ritual paganisme sudah tak seperti gambaran pagan klasik dengan berbagai macam ritual pengorbanan berdarah. Istilah neo-pagan dikenal untuk paganisme di era 20 an dimana ritual yang digunakan sudah lebih humanis dengan menggantikan pengorbanan darah manusia dengan darah binatag atau anggur.

Bentuk-bentuk Paganisme Dalam Film Midsommar



Setelah cukup mengenal paganisme terdapat berbaabagi macam hal menarik dalam film yang cukup berkaitan dengan kepercayaan ini. Salah satunya adalah festival musim panas yang diadakan di desa Harga merupakan sebuah kebiasaan masyarakat pagan kuno dalam menyambut pergantian musim. Sudah jelas juga bahwa alasan dari tokoh utama Dani menghadiri tempat tersebut ingin melihat festival pergantian musim panas yang dikatakan oleh temannya Pelle.


Dalam film tokoh Pelle juga menjelaskan terkait siklus kehidupan yang digambarkan dalam musim. Anak-anak sampai umur 18 tahun dianggap sebagai musim semi, orang yang berusia 18-36 tahun musim panas, usia 36-54 sebagai musim gugur. Hal inilah yang menjadi latar belakang ritual pengorbanan dalam cerita film dimana terdapat seorang kakek dan nenek tua yang dikorbakan. Dilansir dari ugm.ac.id terkait ritual pagan ini sendiri adalah sebuah bentuk ikatan cinta terhadap alam yang berlandaskan keyakinan bahwa siklus kehidupan sebatas hidup dan mati. Sehingga nilai partisipasi dari kaum pagan itu sendiri akan menciptakan dunia yang koeksistensi.

Munculnya simbol matahari di berbagai benda juga menginterpretasikan kepercayaan akan keyakinan terhadap dewa-dewa terkhusus dewa Matahari. Dalam beberapa scene film terdapat scene matahari di berbagai tempat mulai dari lukisan di dinding hingga pintu masuk ke desa. Hal tersebut merupakan bentuk keyakinan mereka terhadap intensitas alam yang memilki perannya masing-masing.

Banyaknya simbol runes dalam film yang biasanya dipakai sebagai identitas penganut paganisme semakin memberikan nuansa kental terhadap kepercayaan klasik ini. Simbol runes sendiri merupakan sistem penulisan kuno ada yang di Eropa Utara. Simbol-simbol ini muncul seperti di baju, rumah hingga pada batu ritual pengorbanan di atas tebing. Bisa di simpulkan juga bahwa frekuensi unsur paganisme yang ada di dalam film ditandai dari berbagai munculnya simbol-simbol yang berkaitan dengan kaum pagan. Selain itu narasi terkait bagaimana mereka memandang alam semesta dan lingkungan juga selaras dengan keyakinan paganisme.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar