Salah satu film
bergenre horror dengan penyajian cukup berbeda adalah garapan sutradara Ari
Aster berjudul Midsommar. Film ini mendobrak genre film horror yang biasa
bersetting waktu di malam hari menjadi full di siang hari. Akan tetapi meskipun
dengan tampilan hal tersebut setiap penonton tetap dibuat merinding dengan
sajian adegan mencekam di dalamnya. Dalam setiap menit penonton di buat
penasaran akan peristiwa apa yang akan terjadi selanjutnya dan buat penikmat
horror yang tidak menyukai adanya scene jump scare, film ini menjadi pilihan
tepat untuk dimasukkan ke dalam list tontonan.
Ada beberapa poin
menarik dalam film ini selain daripada setting waktunya di siang hari, penonton
pada awal film juga dimanjakan dengan berbagai macam visual berwarna. Selain
daripada itu beberapa karya seni juga di tampilkan seperti lukisan ornamen
dalam rumah yang ternyata memilki makna tersendiri. Antagonis dalam film horror
biasanya ditampilkan sebagai sosok yang dari awal tidak ramah dan kurang
menyenangkan namun di sini berbeda, para pemeran yang menjadi penentang tujuan
protagonis di sajikan dengan gambaran sekelompok warga yang sangat ramah.
Namun, kebaikan tersebut berbanding terbalik dengan beberapa tindakan mereka
yang banyak mengorbankan nyawa.
Film ini menceritakan
tentang gadis bernama Dani (Florence Pugh) yang mengalami depresi setelah kedua
orang tuanya meninggal. Christian (Jack Reynor) yang sadar akan kondisi
kekasihnya berusaha untuk menghibur dengan mengajak liburan ke suatu tempat atau
desa di daerah terpencil bagian Swedia. Tempat yang menjadi tujuan liburan
merupakan rekomendasi dari teman mereka bernama Pelle (Vilhelm Blomgren).
Rekomendasi tersebut didasarkan dengan informasi bahwa akan ada sebuah festival
musim panas di desa Harga tempat asal Pelle. Pada mulanya tidak ada hal aneh
mereka disambut ramah di desa tersebut selayaknya sebagai tamu akan tetapi,
kengerian-kengerina mulai muncul tak kala perayaan musim panas mengandung unsur
ritual pengorbanan terhadap warga setempat.
Perayaan musim panas
yang semula di dalam bayangan semacam sebuah pesta menjadi ritual yang
mengandung unsur pagan di dalamnya. Akibat daripada scene yang cukup mengerikan
Midsommar mengalami permasalahan dari lembaga sensor saat akan tayang di
Indonesia. Beberapa ritual paganisme yang terkandung di dalam film cukup
dinilai tidak layak tonton. Oleh karena itu menarik apabila membedah sebenarnya
seperti apa bentuk-bentuk paganisme dalam film Midsommar.
Setting
Waktu dan Tempat Dalam Film
Ari Aster sutradara
sekaligus penulis dalam film ini berani menyajikan nuansa berbeda dari genre
horror kebanyakan. Sebagian besar setting waktu dalam film dilakukan di siang
hari hal ini juga di dukung dengan latar tempat yang menjadi gambaran dalam
film. Diketahui beberapa daerah bisa dikatakan tidak pernah mengalami malam
hari dan salah satunya adalah Swedia yang diambil dengan sutradara Aster
sebagai tempat ia membingkai cerita garapannya.
Kondisi atau fonomena
tersebut biasa dikenal dengan istilah midnight
sun, dimana suatu keadaan malam hari yang biasanya gelap masih terlihat
terang seperti siang hari. Swedia merupakan negara bagian utara yang merupakan
ciri khas dari terjadinya fenomena ini. Faktor yang menyebabkan fenomena itu
terjadi adalah pada bulan Juni sampai Agustus waktu musim panas, Kutub Utara
akan lebih condong mengarah ke Matahari dari sinilah bagian Bumi utara lebih
banyak mendapat sinar matahari.
Walaupun penggambaran
setting waktu dan latar belakang tempat yang dipilih sangat cocok dan sesuai
dengan fakta, Aster memilih lokasi asli shooting film di Hungaria. Memang benar
tampilan keindahan dan full warna disajikan dalam nuansa bentuk ciri khas
Swedia akan tetapi realitanya Budapest Hungaria menjadi tempat lokasi shooting
film ini. Meskipun memang tidak benar di Swedia namun tetap nuansa hamparan
rumput hijau dan pemandangan indah yang menggambarkan desa terpencil asri
tergambar jelas dalam film.
Latar
Belakang Paganisme
Paganisme umumnya
diartikan sebagai praktek atau tradisi menyembah berhala. Namun menurut Brown
Peter (1999) Pagan merupakan sebuah kelompok yang membercayai dan menyembah
lebih dari satu dewa atau dikenal sebagai istilah politeisme. Diketahui fakta sebelum nama Pagan digunakan Hellene
menjadi sebuah sekte yang mencirikan praktek pagan ini. Hellene sendiri
merupakan nama Dewi dari Yunani yaitu Hellas.
Orang yang memiliki
kepercayaan di luar Pagan dikenal sebagai kaum Abrahamik. Spesifikasinya
seperti agama islam, Kekristenan, Yudaisme dan berbagai agama lain selain Pagan
disebut kelompok Abrahamik. Ajaran daripada Pagan sendiri mengutamakan dan
menghargai segala hal yang ada di lingkungan. Sebab semua yang ada di alam
semesta diyakini memiliki peran dan tugas masing-masing. Dalam film ini tokoh
Pelle juga memberikan pernyataan selaras dengan konsep ajaran tersebut yaitu”Alam
tahu bagaimana cara agar tetap harmonis. Semua melakukan perannya”. Jadi bisa disimpulkan
dasar atau tumpuan dari ajaran Pagan ini adalah Alam.
Kaum pagan sangat
menghormati alam disekitarnya mereka meyakini setiap dewa memiliki peran
masing-masing contohnya Dewa Matahari yang mengatur segala urusan berkaitan
dengan Matahari. Pada mulanya praktek tradisi
kaum pagan, seperti festival, upacara magis, dan kepercayaan mereka
tentang alam semesta memang diketahui dengan cara yang tragis dengan ritual
pengorbanan. Akan tetapi, di era kini ritual paganisme sudah tak seperti
gambaran pagan klasik dengan berbagai macam ritual pengorbanan berdarah.
Istilah neo-pagan dikenal untuk paganisme di era 20 an dimana ritual yang
digunakan sudah lebih humanis dengan menggantikan pengorbanan darah manusia
dengan darah binatag atau anggur.
Bentuk-bentuk Paganisme Dalam Film Midsommar
Setelah cukup mengenal paganisme terdapat berbaabagi macam hal menarik dalam film yang cukup berkaitan dengan kepercayaan ini. Salah satunya adalah festival musim panas yang diadakan di desa Harga merupakan sebuah kebiasaan masyarakat pagan kuno dalam menyambut pergantian musim. Sudah jelas juga bahwa alasan dari tokoh utama Dani menghadiri tempat tersebut ingin melihat festival pergantian musim panas yang dikatakan oleh temannya Pelle.
Dalam film tokoh Pelle
juga menjelaskan terkait siklus kehidupan yang digambarkan dalam musim.
Anak-anak sampai umur 18 tahun dianggap sebagai musim semi, orang yang berusia
18-36 tahun musim panas, usia 36-54 sebagai musim gugur. Hal inilah yang
menjadi latar belakang ritual pengorbanan dalam cerita film dimana terdapat
seorang kakek dan nenek tua yang dikorbakan. Dilansir dari ugm.ac.id terkait
ritual pagan ini sendiri adalah sebuah
bentuk ikatan cinta terhadap alam yang berlandaskan keyakinan bahwa siklus
kehidupan sebatas hidup dan mati. Sehingga nilai partisipasi dari kaum
pagan itu sendiri akan menciptakan dunia yang koeksistensi.
Munculnya simbol
matahari di berbagai benda juga menginterpretasikan kepercayaan akan keyakinan
terhadap dewa-dewa terkhusus dewa Matahari. Dalam beberapa scene film terdapat
scene matahari di berbagai tempat mulai dari lukisan di dinding hingga pintu
masuk ke desa. Hal tersebut merupakan bentuk keyakinan mereka terhadap intensitas
alam yang memilki perannya masing-masing.
Banyaknya simbol runes dalam film yang biasanya dipakai sebagai identitas penganut paganisme semakin memberikan nuansa kental terhadap kepercayaan klasik ini. Simbol runes sendiri merupakan sistem penulisan kuno ada yang di Eropa Utara. Simbol-simbol ini muncul seperti di baju, rumah hingga pada batu ritual pengorbanan di atas tebing. Bisa di simpulkan juga bahwa frekuensi unsur paganisme yang ada di dalam film ditandai dari berbagai munculnya simbol-simbol yang berkaitan dengan kaum pagan. Selain itu narasi terkait bagaimana mereka memandang alam semesta dan lingkungan juga selaras dengan keyakinan paganisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar