Studio Pixar memang tak
pernah mengecewakan dalam merilis film animasi dengan cerita yang menarik dan
visual yang memukau. Dibawah garapan sutradara Pete Docter film animasi yang
memuat kisah cerita tentang emosi manusia telah liris pada 19 Agustus 2015.
Setahun setelah rilis film animasi satu ini mendapat penghargaan dalam ajang
Academy Award untuk kategori Film Animasi Terbaik. Penghargaan tersebut
menjadikan film ini memang sangat layak untuk di tonton masyarakat. Latar
belakang cerita terkait emosi manusia dengan bumbu psikologi bisa membuat penonton
sedikit memahami setiap emosi yang dimiliki.
Animasi ini
menceritakan tentang seorang gadis 11 tahun bernama Riley yang merasa sedih
dikarenakan harus berpindah ke rumah baru. Namun, diluar ekspektasi Riley dia
meresa tidak nyaman dengan kondisi rumah dan lingkungan barunya. Semula kebahagian
mendominasi kehidupan Riley mulai dari keluarga, pertemanan dan lingkungan
sekolah. Akan tetapi setelah pindah kondisi mulai memburuk dimana ia mulai jauh
dari temannya, lingkungan dan sekolah baru. Salah satu karakter emosi bernama
Joy (kegembiraan) mendominasi di kehidupan Riley hingga Sadness (kesedihan)
mulai memberikan warna baru dalam diri gadis tersebut.
Sadar dengan ingatan
inti Riley yang mulai bermasalah Joy mulai berselisih dengan Sadness hingga
keduanya terbawa kedalam tabung yang menghantarkan mereka kedalam arsip ingatan
dan meninggalkan ruang kendali emosi. Dari sinilah petualangan Joy dan Sadness untuk
kembali keruang kendali di mulai demi memperbaiki keadaan Riley. Dalam proses
perjalanannya ruang kendali sementara di pegang oleh emosi lain hingga beberapa
permasalah kerap kali muncul mulai dari tempramen yang meningkat dan
ketakutan-ketakutan yang mulai muncul di dalam diri gadis tersebut.
Dari cerita di atas
kita bisa membayangkan dalam kondisi tertentu terdapat emosi yang memiliki
peran masing-masing. Keadaan memang tidak dapat diubah namun cara melihat dan
merespon kondisi tersebutlah yang mengandalkan permainan peran emosi di
dalamnya. Berikut ini merupakan beberapa emosi yang terdapat di dalam film
Inside Out dan sangat sesuai dengan realita kehidupan kita sebagai manusia.
1. Joy (Kebahagiaan)
Dalam situasi atau
keadaan yang sesuai dengan harapan kita emosi inilah yang menjadi dominasi dan
merespon keadaan tersebut. Emosi ini bisa ditandai dengan wajah sumringah,
senyuman dan ketawa. Dalam kondisi orang dewasa respon yang biasa ditampilkan
seperti ucapan terimakasih dan kelegaan akan impian yang dicapai. Akan tetapi,
emosi lain bisa ikut muncul secara bersemaan dengan emosi bahagia contohnya di
dalam film Inside Out ini ketika tokoh Riley mulai mengakui perasaan sedihnya
kepada orang tuanya yang disambut baik dan hangat hingga perasaan lega, bahagia
bercampur sedih menjadi satu.
Hormon yang bekerja
untuk emosi ini adalah dopamin dan endorfin, meskipun keduanya terkesan sama
akan tetapi memilki fungsi yang berbeda. Endorfin hormon yang membantu
meredakan stress sedangkan dopamin merupakan hormon dimana bisa membangkitkan
kita dalam melakukan kegiatan positif. Maka kerja dopamin akan mengontrol dan
menghalangi kita dari emosi sedih dan depresi.
2. Sadness (Kesedihan)
Emosi satu ini
seringkali dilabelkan sebagai emosi negatif yang disebabkan oleh hal-hal yang
tidak sesuai dengan keinginan kita. Ditandai dengan menangis, murung atau
kehilangan senyum semangat. Tanda lain dari emosi ini yaitu kurangnya keinginan
untuk beraktifitas dan lebih berdiam diri. Emosi ini wajar hadir dalam
kehidupan manusia dalam keadaan tertentu
namun, jika kehadirannya dirasa mengganggu aktifitas sehari-hari dan datang
dalam waktu panjang tidak ada salahnya untuk meminta bantuan kepada profesional
seperti psikolog atau psikiater untuk mengetahui kondisi kita.
3. Anger (Kemarahan)
Salah satu emosi yang
sering ditekan untuk tidak dikeluarkan adalah emosi marah. Pada dasarnya sebagai
manusia marah mrupakan emosi yang sangat wajar akan tetapi rasa marah tersebut
memang harus dikendalikan dan melihat situasi sekitar. Salah satu dampak buruk
dari memendam amarah adalah meningkatnya hormon cortisol salah satu hormon yang
bekerja meningkatkan rasa stress. Jadi tak ada salahnya memiliki atau
mengekspresikan emosi ini asalakan dalam porsi dan dalam kondisi yang tepat.
4. Fear (Ketakutan)
Emosi ini merupakan
sebuah respon yang tidak menyenangkan dari suatu hal. Biasanya kerja emosi ini
hadir ketika bagian memori kita yang pernah melihat suatu peristiwa yang tidak
diinginkan. Dalam hal ini manusia akan mengantisipasi suatu hal yang biasa
mengancam dirinya dengan bentuk respon seperti perasaan ngeri, gugup, cemas dan
waspada. Otak manusia memliki suatu sitem yang bernama amygdala bagian inilah
yang akan memberikan informasi ke bagain otak lain untuk mempersiapkan tubuh
dalam menghadapi ancaman.
Flight of fight sistem
merupakan istilah medis untuk seseorang yang berusaha merespon dengan perlawanan
dan menjauhi ancaman. Jika memiliki respon tersebut secara berlebihan dengan
rentang waktu yang cukup sering dan menganggu waktu sehari-hari, dalam keadaan
ini tubuh manusia sudah mengalami gangguan bernama serangan panik atau
kecemasan berlebihan. Oleh karena itu penting mengenali emosi ini dengan baik,
dana apabila dirasa emosi ini sulit untuk dikendalikan tidak ada salahnya
meminta tolong kepada profesional untuk menanganinya.
5. Disgust (Jijik)
Emosi ini hadir tak
kala kita sebagai manusia melihat suatu bentuk atau bau yang kurang
mengenakkan. Namun, tidak hanya terhadap sebuah benda emosi ini akan juga akan
hadir ketika melihat suatu perilaku seseorang yang tidak sesuai norma semisal
pelaku kejahatan seksual. Respon alamiah dari emosi ini yaitu kita berusaha
menghindar dan manjauhkan diri dari hal yang dianggap jijik.
Film animasi Inside Out
berhasil mengedukasi para penonton dalam memperkenalkan 5 emosi dasar manusia.
Setiap emosi di dalam film ini dikemas sedemikian mungkin untuk hadir dalam
kondisi dan keadaan yang sesuai dengan realita manusia. Tidak cukup dedngan itu
dalam film juga menampilkan bahwa emosi bisa saja datang dalam waktu yang
bersamaan semisal emosi sedih dan gembira. Di menit terakhir film juga
menayangkan setiap emosi mulai hadir dan bekerjasama dengan emosi lain tidak
ada yang mendominasi.
Pelajaran lain yang bisa diambil dalam film ini adalah keadaan tidak selamanya
sesuai dengan keinginan kita menerima menjadi salah satu sumber kelegaan dalam
diri. Di sisi lain juga kadangkala perasaan sedih adalah hal yang tidak diinginkan
namun, sesekali kita sebagai manusia harus menyadari bahwa emosi tersebut
merupakan hal wajar terjadi dan sebaik mungkin kita harus bisa
mengendalikannya. Dari tokoh Riley kita di ajarkan tidak papa untuk bercerita dan
berbagi meluapkan keadaan serta mengatakan bahwa diri tidak sedang baik-baik
saja. Hal tersebut akan membantu membuat lega dan mengurangi emosi terpendam
serta belajar mencoba membagi cerita dengan orang terkasih. Karena memang sudah
menjadi sebuah kewajaran sebagai manusia dengan kekurangannya untuk meminta
pertolongan kepada manusia lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar