Pesan Moral Dongeng “The Ugly Duckling” Karya H.C Anderson - Pesan Sebuah Karya

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Jumat, 27 Januari 2023

Pesan Moral Dongeng “The Ugly Duckling” Karya H.C Anderson

Salah satu dongeng anak yang populer adalah kisah tentang ituk buruk rupa. Cerita ini sudah dikisahkan baik dalam bentuk buku dan film animasi. Dongeng klasik ini merupakan hasil karya dari penulis berkebangsaan eropa bernama Hans Cristian Anderson. Bisa dikatakan bahwa cerita ini termasuk kedalam golongan fabel dimana tokoh pemeran dalah kisahnya yang melibatkan hewan dan cerita ini sudah memiliki banyak versi sesuai dengan perkembangan zaman. Berikut ini merupakan contoh kisah si itik buruk rupa dengan posan moral yang terkandung di dalamnya.

Dongeng Anak : Itik Buruk Rupa


Pada suatu hari, terlihat seekor ibu itik sedang mengerami telur-telurnya. Dia terlihat sumringah dan tidak sabar menyambut anak-anaknya lahir ke dunia. Setelah sekian lama menunggu akhirnya, hari yang dinantipun tiba. Telur-telur satu-persatu retak dan menetas sehingga munculah anak-anak itik dari cangkangnya. Akan tetapi, ibu itik terheran dengan satu telur yang masih utuh dan tidak mentas. Sekali lagi dia mengerami telur ini dan tiba-tiba pergerakan mulai ada dari telur satu itu. Perlahan-lahan cangkang telur mulai retak sesuatu muncul dari kulit cangkang dan sosok itik baru lahir di dunia.

Namun, ibu itik sangat terkejut daribeberapa anaknya hanya ituk tersebut yang memiliki warna yang berbeda dari saudara-saudaranya. Ia memiliki warna bulu abu gelap dan kepala serta badan yang lebih besar dari yang lain. Melihat perbedaan tersebut ibu itik heran. Akn tetapi, ia tidak peduli dan menyambut hangat anak-anaknya. Ibu itik langsung mengajak anak-anaknya berenang bersama di danau. Pada saat mereka jalan-jalan di danau, mereka pun melewati hewan lain dan setiap hewan yang sedang melihat mereka berbisik-bisik ke arah anak itik berwarna abu.

“Dia siap ? sangat berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain, dia juga terlihat jelek”.Bisik-bisik hewan yang melihat keluarga itik tersebut.

“Iya benar terlihat jelek dan besar”kata hewan lain saling bersahut-sahutan. Ibu itik sedikit mendengar yang dikatakan hewan-hewan yang lain dan membuatnya merasa sedih. Namun, ia tidak peduli karena satu anaknya itu memang berbeda tetapi dia tetap lah bagian dari keluarganya.

Banyak hewan mengejek itik abu-abu tak terkecuali saudaranya sendiri. Itik abupun merasa sangat sedih. Ia memutuskan untuk pergi karena ia tak mau lagi tinggal di sana. Ia berjalan seorang diri kesana-kemarin sampai bertemu dengan seorang Anjing yang sedang mencari makan. Melihat Anjing tersebut itik abu ketakutan karena ia takut dimakan oleh Anjing itu. Namun, sang Anjing berlari menjauhi itik abu. Melihat Anjing yang berlari menjauhi dirinya ia merasa sedih teramat sangat sebab Anjing saja takut melihatnya.

Itik abu tetap melanjutkan perjalanan. Ditengah perjalanannya ia merasa kelelahan dan tertidur di depan rumah. Secara mengejutkan datanglah seekor Kucing dan Ayam menghampirinya. Itik abu terbanguun dari tidurnya dan melihat dua binatang tersebut dan langsung mengusir Itik abu agar segera pergi.

Sekali lagi mendapat perlakuan tidak menyenangkan ia merasa sedih dan melanjutnkan perjalanan. Ia berjalan sangat jauh hingga pada saat menyusuri pinggir sungai ia memilih untuk beristirahat sejenak. Ia melihat gerombolan angsa lewat. Ia pun merasa sangat iri melihat bulu angsa yang begitu cacntik.

Salah satu Angsa menyapa Itik abu”Kenapa kamu bersedih?”

“Aku sedih karena aku jelek dan tidak seperti kalian”.Jawab itik abu sambil mulai menangis.

Mendengar pernyataan tersebut gerombolan Angsa tertawa. Dengan suara sambil tertawa salah satu Angsa mulai berbicara”Siapa yang bilang kamu jelek ? Kamu cantik seperti kami”

Rombongan Angsa mengajak itik abu mendekat ke tepi sungai. Itik abu berkaca-kaca sangat terkejut melihat sosok Angsa putih yang cantik di dalam air. Ia tidak melihat dirinya yang jelek dan ditakuti hewan lain. Seketika ia heran dan bertanya-tanya siapa Angsa yang sangat cantik tersebut.

Salah satu Angsa menjelaskan melihat Itik abu kebingungan”Angsa cantik itu adalah dirimu. Kamu sama seperti kami”

Mendengar penjelasan tersebut Itik abu sangat senag. Saat ini ia bukan itik buruk rupa lagi. Dirinya sebenarnya adalah seekor Angsa yang sangat cantik. Ia pun ikut terbang bersama segerombolan Angsa lain dan mencari tempat yang nyaman untuk mereka tinggali bersama.

Pesan Moral :

Dari cerita dongeng di atas dapat kita ambil pesan bahwa jangan malu terhadap kekurangan yang kita miliki. Percaya diri menjadi kunci kita memiliki aura yang berbeda di mata yang lainnya. Di sisi lain dongeng ini menyampaikan bahwa kecantikan tidak bisa di ukur dalam satu figur yang sama sebab cantik di mata satu golongan belum tentu cantik di mata yang lainnya. Bersyukur juka merupakan kunci akan kebahagian untuk kita.

Selain daripada pesan di atas kita juga bisa menilai dari sudut pandang sisi orang dewasa dimana kita tidak bisa memilih dari kelurga mana dilahirkan. Gambaran tersebut di jelaskan dalam bentuk simbol telur Angsa yang berada di segerombolan telur Itik. Kita sendiri menjadi penentu kehidupan kedepan selepas dari bagaimana kondisi keluarga asal kita dilahirkan, perjalanan menemukan kedamaian seperti Itik abu sudah berhasil menunjukkan kehidupan yang lebih baik dimulai dari sebuah tindakan dan pencarian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar