Salah satu dongeng anak
yang populer adalah kisah tentang ituk buruk rupa. Cerita ini sudah dikisahkan
baik dalam bentuk buku dan film animasi. Dongeng klasik ini merupakan hasil
karya dari penulis berkebangsaan eropa bernama Hans Cristian Anderson. Bisa
dikatakan bahwa cerita ini termasuk kedalam golongan fabel dimana tokoh pemeran
dalah kisahnya yang melibatkan hewan dan cerita ini sudah memiliki banyak versi
sesuai dengan perkembangan zaman. Berikut ini merupakan contoh kisah si itik
buruk rupa dengan posan moral yang terkandung di dalamnya.
Dongeng Anak : Itik
Buruk Rupa
Pada suatu hari, terlihat seekor ibu itik sedang mengerami telur-telurnya. Dia terlihat sumringah dan tidak sabar menyambut anak-anaknya lahir ke dunia. Setelah sekian lama menunggu akhirnya, hari yang dinantipun tiba. Telur-telur satu-persatu retak dan menetas sehingga munculah anak-anak itik dari cangkangnya. Akan tetapi, ibu itik terheran dengan satu telur yang masih utuh dan tidak mentas. Sekali lagi dia mengerami telur ini dan tiba-tiba pergerakan mulai ada dari telur satu itu. Perlahan-lahan cangkang telur mulai retak sesuatu muncul dari kulit cangkang dan sosok itik baru lahir di dunia.
Namun, ibu itik sangat
terkejut daribeberapa anaknya hanya ituk tersebut yang memiliki warna yang
berbeda dari saudara-saudaranya. Ia memiliki warna bulu abu gelap dan kepala
serta badan yang lebih besar dari yang lain. Melihat perbedaan tersebut ibu
itik heran. Akn tetapi, ia tidak peduli dan menyambut hangat anak-anaknya. Ibu
itik langsung mengajak anak-anaknya berenang bersama di danau. Pada saat mereka
jalan-jalan di danau, mereka pun melewati hewan lain dan setiap hewan yang
sedang melihat mereka berbisik-bisik ke arah anak itik berwarna abu.
“Dia siap ? sangat
berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain, dia juga terlihat jelek”.Bisik-bisik
hewan yang melihat keluarga itik tersebut.
“Iya benar terlihat
jelek dan besar”kata hewan lain saling bersahut-sahutan. Ibu itik sedikit
mendengar yang dikatakan hewan-hewan yang lain dan membuatnya merasa sedih.
Namun, ia tidak peduli karena satu anaknya itu memang berbeda tetapi dia tetap
lah bagian dari keluarganya.
Banyak hewan mengejek
itik abu-abu tak terkecuali saudaranya sendiri. Itik abupun merasa sangat
sedih. Ia memutuskan untuk pergi karena ia tak mau lagi tinggal di sana. Ia
berjalan seorang diri kesana-kemarin sampai bertemu dengan seorang Anjing yang
sedang mencari makan. Melihat Anjing tersebut itik abu ketakutan karena ia
takut dimakan oleh Anjing itu. Namun, sang Anjing berlari menjauhi itik abu.
Melihat Anjing yang berlari menjauhi dirinya ia merasa sedih teramat sangat
sebab Anjing saja takut melihatnya.
Itik abu tetap
melanjutkan perjalanan. Ditengah perjalanannya ia merasa kelelahan dan tertidur
di depan rumah. Secara mengejutkan datanglah seekor Kucing dan Ayam
menghampirinya. Itik abu terbanguun dari tidurnya dan melihat dua binatang
tersebut dan langsung mengusir Itik abu agar segera pergi.
Sekali lagi mendapat
perlakuan tidak menyenangkan ia merasa sedih dan melanjutnkan perjalanan. Ia
berjalan sangat jauh hingga pada saat menyusuri pinggir sungai ia memilih untuk
beristirahat sejenak. Ia melihat gerombolan angsa lewat. Ia pun merasa sangat
iri melihat bulu angsa yang begitu cacntik.
Salah satu Angsa
menyapa Itik abu”Kenapa kamu bersedih?”
“Aku sedih karena aku
jelek dan tidak seperti kalian”.Jawab itik abu sambil mulai menangis.
Mendengar pernyataan
tersebut gerombolan Angsa tertawa. Dengan suara sambil tertawa salah satu Angsa
mulai berbicara”Siapa yang bilang kamu jelek ? Kamu cantik seperti kami”
Rombongan Angsa
mengajak itik abu mendekat ke tepi sungai. Itik abu berkaca-kaca sangat
terkejut melihat sosok Angsa putih yang cantik di dalam air. Ia tidak melihat
dirinya yang jelek dan ditakuti hewan lain. Seketika ia heran dan
bertanya-tanya siapa Angsa yang sangat cantik tersebut.
Salah satu Angsa
menjelaskan melihat Itik abu kebingungan”Angsa cantik itu adalah dirimu. Kamu
sama seperti kami”
Mendengar penjelasan
tersebut Itik abu sangat senag. Saat ini ia bukan itik buruk rupa lagi. Dirinya
sebenarnya adalah seekor Angsa yang sangat cantik. Ia pun ikut terbang bersama
segerombolan Angsa lain dan mencari tempat yang nyaman untuk mereka tinggali
bersama.
Pesan Moral :
Dari cerita dongeng di
atas dapat kita ambil pesan bahwa jangan malu terhadap kekurangan yang kita
miliki. Percaya diri menjadi kunci kita memiliki aura yang berbeda di mata yang
lainnya. Di sisi lain dongeng ini menyampaikan bahwa kecantikan tidak bisa di
ukur dalam satu figur yang sama sebab cantik di mata satu golongan belum tentu
cantik di mata yang lainnya. Bersyukur juka merupakan kunci akan kebahagian
untuk kita.
Selain daripada pesan
di atas kita juga bisa menilai dari sudut pandang sisi orang dewasa dimana kita
tidak bisa memilih dari kelurga mana dilahirkan. Gambaran tersebut di jelaskan
dalam bentuk simbol telur Angsa yang berada di segerombolan telur Itik. Kita
sendiri menjadi penentu kehidupan kedepan selepas dari bagaimana kondisi
keluarga asal kita dilahirkan, perjalanan menemukan kedamaian seperti Itik abu
sudah berhasil menunjukkan kehidupan yang lebih baik dimulai dari sebuah
tindakan dan pencarian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar